Rabu, 22 Januari 2014

mengapa produsen perlu mengamati perilaku konsumen

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

   Produsen dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang melakukan keiatan memproduksi barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Sebuah riset pemasaran adalah langkah yang peting bagi produsentujuannya untuk mendapatkan informasi mengenai produk-produk atau jasa apa saja yang sedang dibutuhkan masyarakat, disenangi oleh masyarakat, dan barang apa saja yang sedang trend dan muncul yang dibutuhkan masyarakat. Sebagai produsen harus bisa mengetahui pergeakan pasar, agar produk yang dihasilkan dapat menarik konsumen dan juga dapat memuaskan para konsumen, dengan mempunyai pola pikir yang kreatif dan inovatif dalam memproduksi barang, memikirkan produk alternaif menentuhan kemudahan dalam penggunaan produk yang bisa meningkatkan minat konsumen dengan cara memberikan estetika dalam penampilan produk sehingga menarik banyak pembeli. Produsen harus mampu memperhatikan perubahan pola prilaku konsumen dan tindakan ini sangat penting untuk perbedaan signifikan antara konsumsi produk masyarakat kalangan atas, masyarakat kalangan menengah, dan kalangan menengah kebawah.
  
   Menurut Lamb hair and mc.Danrei, prilaku konsumen adalah proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan, serta menkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli termaksud factor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeli dan penggunaan produk.
Prilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih,membeli,mamakai serta memanfaatkan produk,jasa,gagasan atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat konsumen


1.2 Rumusan masalah
 Berdasarkan urusan latar belakag diatas maka dirumuskan sebagai berikut :
1.    Apa saja manfaat yang dibutuhkan perusahaan untuk memperhatikan perilaku para konsumen ?
2.    Bagaimana cara produsen atau perusahaan untuk menarik perhatian para konsumen dan masyarakat dengan produk yang dihasilkan ?
3.    Apa saja pengertian dari perilaku konsumen dan factor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen ?
1.3 Tujuan
1.    Tujuan dalam makalah ini untuk mengetahui apa saja yang harus diperhatikan para produsen atau perusahaan atas perilaku konsumen
2.    Agar produsen atau perusahaan dapat lebih kreatif dan inovatif untuk membuat produk
3.    Untuk bisa memperhatikan kebutuhan masyarakat dan perkembangan pasar
1.4 Manfaat
1.    Hasil dari makalah ini untuk mendapatkan informasi dan masukan bagi perusahaan         untuk meningkatkan jumlah produk atau barang yang dihasilkan
2.    Untuk menambah wawasan bagi penulis dan para pembaca dari makalah ini
3.    Untuk mengetahui factor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen











BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian prilaku konsumen
   Perilaku Konsumen merupakan suatu tindakan yang tunjukkan oleh konsumen dalam hal mencari, menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam arti lain perilaku ditunjukkan, yakni bagaimana konsumen mau mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas seperti uang, waktu, tenaga untuk mendapatkan/ menukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkannya. Analisis tentang berbagai faktor yang berdampak pada perilaku konsumen menjadi dasar dalam pengembangan strategi pemasaran. Untuk itu pemasar wajib memahami konsumen, seperti apa yang dibutuhkan, apa seleranya, dan bagaimana konsumen mengambil keputusan
Menurut Mowen (2002) bahwa, “perilaku konsumen (consumer behaviour) didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.
Sedangkan menurut Kotler (2007) bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”.
The American Marketing Association dalam Setiadi (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 (tiga) ide penting perilaku konsumen, yaitu :
·         Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu.
·         Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi (perasaan) dan kognisi (pemikiran), perilaku dan kejadian di sekitar.
·         Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.

Peter dan Olson (1999) dalam Simamora (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah soal keputusan. Lebih jauh lagi, keputusan adalah soal pilihan. Untuk lebih jelasnya mereka menyatakan bahwa keputusan meliputi suatu pilihan “antara dua atau lebih alternatif tindakan atau perilaku”.

Sastradipora (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses dimana para individu menetapkan jawaban atas pertanyaan: perlukah, apakah, kapankah, dimanakah, bagaimanakah, dan dari siapakah membeli barang atau jasa

Solomon (2003) menyatakan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan seseorang ataupun suatu kelompok untuk memilih, membeli, menggunakan dan memanfaatkan barang-barang, pelayanan ide, ataupun pengalan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.

2.2 Ciri-ciri Perilaku Konsumen
Ada beberapa ciri-ciri pelanggan yang sering kita lihat, yaitu sebagai berikut:
A. Pelanggan Pemalu yang Sulit Diajak Bicara atau Didekati :
·      Jarang berbicara, tidak menyatakan pendapat
·      Sedikit gugup dalam berbicara
·      Sering berdiam diri dengan wajah tanpa ekspresi
Cara menghadapinya:
-      Hadapi dengan ramah, penuh perhatian dan rasa hormat
-      Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik perhatiannya
-      Ciptakan suasana pembicaraan yang mengandung canda/humor tetapi sopan

    

B. Pelanggan Ragu-ragu atau Hati-hati :
·      Selalu ragu dalam memutuskan sesuatu, karena diliputi kebimbangan
·      Dalam memutuskan sesuatu selalu meminta pendapat orang lain
·      Kurang percaya diri
Cara menghadapinya:
-      Petugas pelayanan harus bersikap tenang, penuh percaya diri dan menguasai bidangnya
-      Jangan memberikan banyak pilihan
-      Ikuti saja selera pelanggan, jangan memaksakan pendapat kita
-      Apabila pelanggan tidak cukup uang untuk membeli produk yang diinginkannya, tawarkan barang lain atau merk lain dengan hati-hati tanpa menyinggung perasaan.
C. Pelanggan yang Banyak Bicara :
·      Suka mendominasi dan mencari perhatian
·      Suka mencorocos bicara tentang segala hal
·      Kurang peduli terhadap orang lain, karena lebih mementingkan diri sendiri
        Cara menghadapinya:
-      Segera tawarkan bantuan yang diperlukan olehnya
-      Pujilah kehebatan bercerita
-      Sekali lagi tawarkan bantuan dan segera alihkan perhatiannya ke produk yang ditawarkan
-      Bila akhirnya pelanggan membeli produk kita, katakan akan segera dihubungi apabila ada produk baru
-      Mintalah alamat dan nomor teleponnya
             

  D.    Pelanggan yang Banyak Permintaan :
·      Selalu tidak puas, suka membanding-bandingkan dan suka iri hati terhadap apa yang
·      diperolah oleh orang lain
·      Bila membeli suatu barang selalu menanyakan hadiah ekstra
·      Suka banyak bertanya/bicara, padahal tujuannya hanya iseng mengerjai petugas.
Cara menghadapinya:
Dengarkan dan simaklah permintaannya
Penuhilah permintaannya
Ucapkan permohonan maaf dan sarankan pilihan lain, bila pelanggan tidak puas terhadap pelayanan kita
Jika tidak mampu melayani, segera mintalah bantuan atasan kita
Usahakan tersenyum walaupun hati kita terasa dongkol
E.    Pelanggan yang Curiga :
·      Selalu mencari kesalahan orang lain/petugas
·      Selalu menampakkan wajah menyelidik, tidak senang, was-was, khawatir akan ditipu atau diperas
·      Kurang percaya terhadap orang lain.
Cara mengatasinya:
-      Petugas jangan bersikap bimbang, harus tegas dan meyakinkan
-      Jangan sok menggurui
-      Bila diperlukan, segera peragakan produk yang diminta pelanggan untuk menambah
-      Keyakinannya bila pelanggan meragukan keunggulan produk yang dibelinya, segera berikan jaminan bahwa produk dapat ditukar atau dikembalikan apabila produk yang dibeli tersebut tidak sesuai harapannya
F. Pelanggan yang Sombong :
·      Selalu ingin menonjol dengan tingkah laku yang berlebihan
·      Dalam berbicara dan berpenampilan selalu ingin menjadi pusat perhatian
·      Mereka juga bisanya suka membual/bohong
·      Bila tersinggung, terkadang suka menghina orang/petugas
Cara menghadapinya:
-      Jangan terpengaruh oleh kata-kata dan penampilannya
-      Berikan perhatian penuh atas kedatangannya, bila perlu dengan sedikit pujian
-      Tetap tenang dan sabar menghadapi segala sikapnya dan jangan terlalu serius menghadapinya
-      Ciptakan kesan bahwa pelanggan tersebut adalah tamu istimewa
G.  Pelanggan yang Lugu :
·      Ia biasanya tampak bingung dan ragu
·      Tidak percaya diri
·      Mudah dipengaruhi
      Cara menghadapinya:
        - Terimalah pelangan dengan apa adanya
        - Tanyakan apa yang dibutuhkannya dan tegaskan bahwa kita siap membantu
        - Layani terus berdasarkan permintaannya
        - Jangan coba-coba membohonginya





2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
1. Faktor Sosial
a. Grup
Sikap dan perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b. Pengaruh Keluarga
Keluarga memberikan pengaruh yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.204).
c. Peran dan Status
Seseorang memiliki beberapa kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler, Amstrong, 2006, p.135).

2. Faktor Personal
a. Situasi Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b. Gaya Hidup
Pola kehidupan seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut. Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c. Kepribadian dan Konsep Diri
Personality adalah karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d. Umur dan Siklus Hidup
Orang-orang merubah barang dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan, baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli. Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).

3. Faktor Psikologi
a. Motivasi
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.214).
b. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi, dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c. Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d. Beliefs and Attitude
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman (Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).


4. Faktor Kebudayaan
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a. Subkultur
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler, Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b. Kelas Sosial
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132)

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah produsen harus sangat memperhatikan perilaku konsumen agar tetap bersaing dengan perusahaan lain dipasar, karena menurut saya produsen dan konsumen saling berkaitan dan konsumen adalah bagian penting dari perusahaan untuk mengembangkan produk supaya laku dipasaran, dan produsen bisa menambah kreativitasnya didalam perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lainnya.

Daftar Pustaka
2.     http://syifa-rizkyka.blogspot.com/2012/10/perilaku-konsumen.html