Jumat, 21 Maret 2014

karangan ilmiah


BAB 1
PENDAHULUAN
    1 .1 Latar Belakang
        Didalam penulisan ini saya akan membahas tentang “Karangan Ilmiah” . Karangan adalah kegiatan menulis usulan-usulan yang benar berupa pernyataan-pernyataan tentang fakta, kesimpulan-kesimulan yang ditarik dari fakta dan merupakan pengetahuan. Diuraikan secara singkat karangan ilmiah yang biasa disebut dengan karya ilmiah adalah laporan tertulis yang diterbitkan dengan hasil penelitian dilakukan oleh seseorang untuk menjelaskan penelitiannya.
    Didalam karangan ilmiah ada yang disebut karangan ilmiah, non ilmiah dan populer dan akan dijelaskan lebih jelas lagi tentang ciri-ciri dari macam-macam karangan tersebut. Istilah karya ilmiah disini yaitu mengacu kepada karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Dilihat dari panjang pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakkan atas makalah dan laporan penelitian. Dalam penulisan, baik makalah maupun dalam laporan penelitian, didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh study pustaka dan lapangan

1.2 Rumusan masalah

1.      Apa  pengertian dari karangan ilmiah?
2.      saja ciri-ciri dari karangan ilmiah,non ilmiah dan populer?
3.      Jelaskan macam-macam,sifat dan bentuk karangan?

1.3 Tujuan
  Tujuan dari tulisan ini adalah untuk mengenal banyak tentang karangan ilmiah, untuk menyelesaikan tugas yang harus diselesaikan dan mengetahui apa saja yang ada di dalam tulisan ini.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karangan
       Karangan adalah bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan dapat pula diartikan dengan rangkaian hasil pemikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Hasil karangan dapat berupa tulisan cerita, artikel, buah pena, ciptaan atau gubahan (lagu, musik, dan nyanyian).
        Karangan ilmiah adalah biasa disebut karya ilmiah, yakni laporan tertulis dan diterbitkan yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan. Jadi, karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang memaparka ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan segala kegiatan keilmuan dengan menggunakan ragam bahasa keilmuan.

 2.2 Macam, Sifat Dan Bentuk Karangan

1.      Macam – macam karangan ilmiah:
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut diantaranya :
A.      Laporan penelitian. Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
B.      Skripsi. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
C.      Tesis. Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
D.     Disertasi. Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
E.      Surat pembaca. Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
F.       Laporan kasus. Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.

2.      Sifat dari karangan adalah sebagai berikut :
Berbeda dengan tulisan fiksi (novel, puisi, cerpen), karya ilmiah bersifat formal sehingga harus memenuhi syarat.Beberapa syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.       Lugas dan tidak emosional
Maksudnya adalah karya ilmiah hanya mempunyai satu arti, tidak memakai kata kiasan, sehingga pembaca tidak mebuaat tafsiran (interprestasi) sendiri-sendiri. Karena itu, perlu ada batasan (definisi) oprasional pengertian suatu istilah, konsep, atau variabe.
2.       Logis
Maksudnya adalah kalimat, alinea, subbab, subsubbab, disusun berdasarkan suatu urutan yang konsisten. Urutan disini meliputi urutan pengertian, klasifikasi, waktu (kronologis), ruang, sebab-akibat, umum-khusus, khusus-umum, atau proses dan peristiwa.
3.         Efektif
Maksudnya adalah baik alinea atau subbab harus menunjukan adanya satu kebulatan pikiran, ada penekanan, dan ada pengembangan.
4.         Efisien
Maksudnya adalah hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami.
5.       Ditulis dengan bahasa Indonesia yang baku.

3.      Bentuk-bentuk karangan
Bentuk dari karangan ada 3 macam yaitu :
Bentuk karangan ada 3 macam :
1.      Prosa
Proposa dibagi menjadi dua yaitu
a)      Fiksi
b)      Non fiksi

2.      Puisi
Puisi adalah karangan yang mengutamakan irama, rima, dan kepadatan makna.

3.      Drama
Drama adalah : karangan yang berupa dialog sebagai pembentuk alurnya.

2.3   Ciri-Ciri Karangan
Karangan ada 3 macam seperti dibawah ini :
1.      Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah adalah karya tulis yang memaparka ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhubungan dengan segala kegiatan keilmuan dengan menggunakan ragam bahasa keilmuan.
Ciri-ciri dari karangan ilmiah :
a.       Menyajikan fakta objektif secara sistematis
b.      Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
c.       Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
d.      Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
e.      Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
f.        Tidak emotif menonjolkan perasaan
g.       Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta

2.      Karangan Non-Ilmiah
Karangan non ilmiah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri Karangan Non-Ilmiah :
· Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
· Fakta yang disimpulkan subyektif,
· Gaya bahasa konotatif dan populer,
· Tidak memuat hipotesis,
· Penyajian dibarengi dengan sejarah,
· Bersifat imajinatif,
· Situasi didramatisir,
· Bersifat persuasif.
· Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
· Dongeng
· Cerpen
· Novel
· Drama
· Roman.

3.      Karangan populer
Karangan populer atau biasa disebut karangan semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.
Ciri-ciri karangan populer :

a.      Emotif, kemewahan dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari  keuntungan dan sedikit informasi.
b.      Persuasif, penilaian fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap cara berfikir pembaca dan cukup informative.
c.       Deskriptif, pendapat pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif.
d.       Kritik tanpa dukungan bukti.
e.      Ditulis berdasarkan fakta pribadi
f.        Fakta yang disimpulkan subyektif
g.      Gaya bahasa formal dan popular
h.      Mementingkan diri penulis

BAB 3
PENUTUP


    Karangan adalah kegiatan atau usulan-usulan untuk menulis dengan berbagai macam cara dengan fakta,kesimpulan-kesimpulan yang ditarik dari fakta maupun pengetahuan , karangan dibagi menjadi tiga seperti karangan ilmiah, non ilmiah dan populer yang bisa disebut juga dengan karangan semi ilmiah. Karangan imliah itu harus jelas untuk menulis dan berisi pengetahuan yang luas dan penelitian dengan berbagai bahasa ilmuan didalamnya, sedangkan non ilmiah itu karangan yang menyajikan kesimpulan pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman seperti kehidupan sehari-hari.

Soal  :
1.      Apa saja bentuk-bentuk dari karangan,kecuali...
A.      Prosa
B.      Puisi
C.      Drama
D.     Ilmiah
Jawab : D
2.      Karangan yang mengutamakan irama, rima, dan kepadatan makna adalah...
A.      Non ilmiah
B.      Puisi
C.      Prosa
D.     Dongeng
Jawab : B
3.      Karangan semi ilmiah adalah...
A.      karya tulis yang memaparka ide atau gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian
B.      karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari
C.      karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya
D.     karya tulis yang penyusunan dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah
jawab : C
4.      Macam – macam karangan ilmiah, kecuali....
A.      Laporan penelitian
B.      Tesis
C.      Puisi
D.     Disertasi
Jawab : c

5.      Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah adalah...
A.      Surat pembaca
B.      Disertasi
C.      Puisi
D.     Disertasi
Jawab : A



wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/02/karangan-ilmiah-karangan-semi-ilmiah-dan-karangan-non-ilmiah/

Kamis, 20 Maret 2014

Berfikir Induktif


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
      Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
        Berpikir induktif merupakan suatu pemikiran yang bergerak dari premis spesifik ke konklusi umum atau generalisasi. Observasi dan pengalaman digunakan untuk mendukung generalisasi. Premisnya tidak menjadi dasar untuk kebenaran konklusi, tetapi memberikan sejumlah dukungan untuk konklusinya. Konklusi induktif jauh melampaui apa yang ada pada premisnya.

1.2  Rumusan Masalah
1.     Apa penjelasan dari berfikir induktif?
2.     Apa saja macam-macam dari berfikir indktuktif?

1.3 Tujuan
   Tujuan dari tulisan ini untuk lebih mengetahui tentang cara berfikir induktif dan untuk menambah wawasan untuk menulis karangan.

BAB 2
PEMBAHASAN


2.1           Definisi Berpikir Induktif
    Berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

2.2           Macam-macam Penalaran Induktif
a)     GENERALISASI
     ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh, statistic dll
Contoh :
·        Orang yang menjadi kader partai korupsi
·        Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi

Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Jenis-jenis generalisasi :

1.     Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.
Contoh: data survey LSM
2.     Generalisasi Dengan Loncatan Induktif
Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki
diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi.

b)    Analogi
Anologi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama atau banyak persamaannya.
Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut:
1. Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan.
2. Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
3. Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi.

Contoh :
·        Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
·        Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
·        Ali adalah lulusan Akademi Amanah.
·        Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik
c)     Hubungan Kasual
Adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Hal ini terlihat ketika tombol ditekan yang akibatnya bel berbunyi. Dalam kehidupan kita sehari-hari, hubungan kausal ini sering kita temukan, seperti :

Contoh :
Ketika pulang dari pasar, Ibu Sonya melihat tanah di halamannya becek, ibu langsung menyimpulkan bahwa kain jemuran di belakang rumahnya pasti basah. Dalam kasus itu penyebabnya tidak ditampilkan yaitu hari hujan.

d)    Hipotesis dan Teori
     Dalam suatu penulisan, sangat penting untuk terlebih dahulu melakukan suatu hipotesis untuk mendukung suatu data. Hipotesis atau hipotesa adalah dugaan yang sifatnya spesifik dan prediktif, membahas tentang apa yang diharapkan terjadi dalam penelitian. Sedangkan teori sifatnya lebih luas dari hipotesis, yaitu prinsip yang telah dikembangkan dan diuji untuk menjelaskan beberapa aspek dari pengetahuan. Teori muncul dari pengamatan berulang-ulang dengan menggabungkan beberapa fakta, data, hipotesis dan prediksi. Perbedaan antara hipotesis dan teori :
·        Teori memprediksi peristiwa secara umum sedangkan hipotesis memprediksi peristiwa yang lebih khusus.
·        Teori telah diuji, dikembangkan dan dapat diterima secara umum sedangkan hipotesis merupakan suatu dugaan yang belum dapat diuji kebenarannya.

e)    Induksi Dalam Metode Exposisi
   Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat. Berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Paragraf eksposisi dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.


BAB 3
PENUTUP
    
     Strategi induktif merupakan strategi pembelajaran dari khusus ke umum. Strategi induktif mempunyai ciri-ciri sebagai strategi induktif diantaranya Penekanan pada keterampilan berpikir dan tujuan-tujuan afektif serta Penggunaan waktu yang kurang efisien. Kelebihan dari strategi induktif diantaranya sangat memicuketerlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses Tanya jawab tersebut. Sedangkan kelemahannya adalahPembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif.

Daftar pusaka :



soal :
1.     Ada berapa macam-macam penalarn induktif...
A.    3
B.     4
C.     5
D.    6
Jawab : c

2.     Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan adalah...
A.    Generalasi
B.     Andologi
C.     Hipotesis
D.    Teori
Jawab : A

3.     Suatu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum adalah...
A.    Berfikir induktif
B.     Berfikir Andologi
C.     Berfikir deduktif
D.    Proposisi
Jawab : A

4.     Tujuan penalaran secara analogi adalah sebagai berikut, kecuali...
A.    Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
B.      Analogi dilakukan untuk menyingkapkan kekeliruan.
C.     Analogi digunakan untuk menyusun klasifikasi
D.    Anologin digunakan untuk membuat tanggapan
Jawab: D

5.     Penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan adalah...
A.    Andologi
B.     Hubungan kasual
C.     Generalisasi
D.    Hipotesis
Jawaban : B

Kamis, 13 Maret 2014

Berfikir Deduktif

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

     Didalam penulisan ini saya akan menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Berfikir Deduktif. Sebelum itu saya ingin menjelaskan apa itu inti dari pengertian berfikir deduktif, inti dari berfikir deduktif adalah berpikir dengan menerapkan hal-hal yang  umum, dan saya menjelaskan devinisi yang lebih jelas di dalam bab pembahasan.
    Berfikir deduktif mempunyai uraian mengenai proses berfikirnya yaitu, Silogisme kategorial, Silogisme hipotesis, Silogisme alternative dan entimem. Isi dari penulisan ini saya akan menjelaskan devinisi-devinisi mengenai proses berfikir deduktif. Di dalam penulisan ini ada bermacam-macam contoh kalimat yang menggambarkan tentang berfikir deduktif dan menjelaskan tentang arti dari silogisme itu sendiri.


1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa saja pengertian dari proses berfikir deduktif?
2.      Bagaimana cara membedakan proses berfikir deduktif?
3.      Apa itu silogisme?


1.3  Tujuan

   Tujuan dari penulisan ini untuk mengenal lebih jelas tentang proses berfikir deduktif, untuk menambah pengetahuan kita tentang mengenal kalimat Bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti yang dikenal dengan berfikir deduktif didalam Bahasa Indonesia.

BAB 2
PEMBAHASAN


2.1 Devinisi Berfikir Deduktif

     Deduksi berasal dari bahasi inggris yaitu Deduction yang berarti penarikan, menemukan yang khusus dari yang umum. Deduksi adalah cara berfikir yang ditangkap atau di ambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu di tarik kesismpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif adalah metode berfikir yang dinamakan silogismus, Silogismus atau Silogisme diartikan sebagai suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif yang disusun dari kedua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Metode berfikir deduktif adalah metode yang menerapkan hal-hal umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dengan bagian-bagian yang khusus. Contohnya : Semua makhluk hidup akan mati.

2.2 Proses Berfikir Deduktif

   Macam-macam proses berfikikir deduktif yang disebut juga macam-macam dari silogisme yaitu :

1.      Silogisme Kategorial
    
   Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya bersifat kategorial, Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor ( premis yang termnya menjadi subjek). Yang menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle term).
    Silogisme kategorial terjadi dari 3 macam proposisi yaitu :
A.      Premis umum (premis mayor)
Contohnya : Semua mahasiswa adalah lulusan SMA.
B.      Premis khusus (premis minor)
Contohnya : Fildzah adalah mahasiswa.
C.      Premis simpulan (premis kesimpulan)
Contohnya : Fildzah lulusan SMK 57.

2.      Silogisme Hipotesis

   Silogisme Hipotesis adalah Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis.
Konditional hipotesis yaitu, bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contohnya :
Mayor          : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Minor           : Makhluk hidup itu mati.
Kesimpulan : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

3.      Silogisme Alternatif

     Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contohnya :
Mayor          : Fifi berada di Jakarta atau Bogor.
Minor           : Fifi berada di Jakarta.
Kesimpulan   : Jadi, Fifi tidak berada di Bogor.

4.      Entinem

       Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan.
Contohnya :
a.      Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
b.      Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.


BAB 3
PENUTUP


      Dari penulisan ini dalam ada beberapa macam-macam silogisme atau proses berfikir deduktif yaitu silogisme hipotesis, silogisme alternate dan silogisme kategorial, ada juga yang disebut dengan Entinem yang jarang ditemukan dan juga yang dikemukakan didalam Entinem yaitu premis minor dan kesimpulan yang tidak bisa dikemukakan dengan premis mayor seperti silogisme-silogisme yang lain.


1. Apa pengertian dari silogisme...
a.  Suatu proses penarikan kesimpulan 
b. Pernyataan secara umum
c. Proses untuk menentukan kesimpulan
d. Proses untuk cara berfikir
Jawaban : A

2. Contoh kalimat silogisme alternatif premis mayor adalah...
a. Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu
b. Semua mahasiswa adalah lulusan SMA.
c. Ibu sri berada di Jakarta atau Bogor.
d. Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati
Jawaban : C

3. Proses apa yang jarang ditemukan untuk berfikir deduktif...
a. Silogisme Alternatif
b. Silogisme hipotesis
c. Silogisme kategorik
d. Entinem
Jawaban : D

4. Contoh kalimat silogisme hipotesis premis simpulan adalah...
a. Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.
b. Makhluk hidup itu mati.
c. Semua mahasiswa adalah lulusan SMA.
d. Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati
Jawab : A

5. Contoh kalimat silogisme kategorial premis minor adalah...
a.Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
b.Chandra adalah mahasiswa Gunadarma
c. Jadi, Chandra tidak berada di Bogor.
d. Vanilla Cafe berada di Bandung
Jawab : B 



Daftar pusaka :

htmlhttp://ilyaszulhilmi.blogspot.com/2013/03/berfikir-deduktif.html
http://wikipedia.com