Sabtu, 27 Desember 2014

Tingkatan Etika Bisnis dan Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menciptakan Etika Bisnis

TINGKATAN ETIKA BISNIS


   Weiss(1995:9) mengutip pendapat Carroll( 1989) membahas lima tingkatan etika bisnis, yaitu individual, organisasional, asosiasi, masyarakat, dan internasional. 

1. Tingkat individual, yaitu menyangkut apakah seseorang akan berbohong mengenai rekening pengeluaran, mengatakan rekan sejawat sedang sakit karena tidak ada di tempat kerja, menerima suap, mengikuti saran teman sekerja sekalipun melampaui perintah atasan. Jika masalah etis hanya terbatas pada tanggung jawab individual, maka seseorang harus memeriksa motif dan standar etikanya sebelum mengambil keputusan.

2. Tingkat organisasional, yaitu masalah etis muncul apabila seseorang atau kelompok orang ditekan untuk mengabaikan atau memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh sejawat demi kepentingan keharmonisan perusahaan atau jika seorang karyawan disuruh melakukan perbuatan yang tidak sah demi keuntungan unit kerjanya.

3. Tingkat asosiasi, yaitu seorang akuntan, penasihat,dokter, dan konsultan manajer harus melihat anggaran dasar atau kode etik organisasi profresinya sebagai pedoman sebelum ia memberikan saran pada kliennya. 

4. Tingkat masyarakat, yaitu hukum, norma, kebiasaan dan tradisi menentukan perbuatan yang dapat diterima secara sah. Ketentuan ini tidak mesti berlaku sama di semua negara. Oleh karena itu, kita perlu berkonsultasi dengan orang atu badan yang dapat dipercaya sebelum melakukan kegiatan bisnis di negara lain. 

5. Tingkat internasional, yaitu masalah-masalah etis menjadi lebih rumit untuk dipecahkan karena faktor nilai-nilai dan budaya, politik dan agama ikut berperan. Oleh karena itu, konstitusi, hukum, dan kebiasaan perlu dipahami dengan baik sebelum seesorang mengambil keputusan.

    Hal-Hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis
     A. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
      Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi            Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari           etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.

     B.  Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
     Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)    karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

    C. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
        Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya              dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks         lagi.

     D. Memelihara Kesepakatan
      Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki          terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.

      E. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
       Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh)             karena persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan             “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

Macam-Macam Etika Bisnis

MACAM – MACAM ETIKA BISNIS


   Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:

1. ETIKA DESKRIPTIF, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap     dan prilaku manusia dan apa yang dikerjar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu       yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil                 keputusan tentang perilaku/sikap yang akan diambil.

2. ETIKA NORMATIF, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku    ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang                bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan       kerangka tindakan yang akan diputuskan.

     Secara umum Etika  dapat dibagi menjadi:

1.Etika Umum, adalah berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normatif dan semacamnya.

2.Etika Khusus, adalah penerapan prinsip-prinsip atau norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud: Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis: cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan/tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada akibatnya.

      Etika Khusus dibagi lagi menjadi 3:

A. Etika Individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri.

B. Etika Sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia           sebagai makhluk sosial dalam interaksinya dengan sesamanya.

   Etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan. Karena kewajiban seseorang terhadap dirinya berkaitan langsung dan dalam banyak hal mempengaruhi pula kewajibannya dengan orang lain, dan demikian pula sebaliknya. Etika sosial menyangkut hungan manusia dengan manusia lain.
  Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian/bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah mengenai:
a.   Sikap terhadap sesama
b.   Etika keluarga
c.   Etika profesi
d.   Etika politik
e.   Etika lingkungan
f.   Etika ideology

C. Etika Lingkungan Hidup, menjelaskan hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitarnya dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada lingkungan hidup secara keseluruhan.